Bunda datang dalam warna abu-abu biru dan putih. Dia memegang mangkuk pencampur besar.
Dia berkata: "Puji, kehormatan, dan kemuliaan bagi Yesus. Putriku, mungkin ini agak sederhana, tetapi Aku ingin membandingkan doa dengan pembuatan kue - tugas yang Aku lihat kamu lakukan sering kali."
"Mangkuk itu adalah Cinta Suci, karena tanpa mangkuk tidak ada yang bisa berpaduan menjadi produk akhir (kue). Adonan adalah kata-kata doa. Ia memiliki banyak bahan-bahan (kata-kata yang membentuk keseluruhan). Adonan dimasukkan ke dalam loyang. Loyang mewakili niat-doa seperti permohonan, ucapan terima kasih, pujian, dll. Kue dipanggang di oven, yang mewakili aksi Roh Kudus di hati saat kamu berdoa. Produk akhir, kue, adalah doa yang dibawa malaikat ke Surga untukmu. Sementara proses ini sedang berlansung, ada banyak cara universum terpengaruh. Setan mengirim pasukannya untuk menyerang orang yang berdoa. (Dia ingin membuat kuenya jatuh, sehingga doanya kurang efektif.) Malaikat baik sedang berperang dengan roh-roh jahat mencoba membiarkan doa naik ke Surga. Sementara itu, di Surga, topping atau anugerah sedang disiapkan untuk setiap doa yang ditawarkan. Bahkan kue cupcake juga diberi topping. Oleh karena itu, lihat bahwa bahkan doa ejakulasi terkecil pun berhak atas anugerah."
"Aku selalu bersama kamu saat kamu berdoa. Aku mengukur napasmu, memantau bibirmu ketika mereka mengucapkan setiap kata, dan memanggilmu ke hadapan Allah. Begitu pula dengan setiap jiwa. Jika kamu lupa satu bahan, Aku menambahkan itu. Aku suka memberi rasa doamu dengan Cintaku. Oleh karena itu, lihatlah bahwa kamu tidak bisa gagal dalam upaya ini, karena Aku memberkatimu, Aku memanggang kue bersama kamu."
Dia tersenyum dan pergi.