Pada perayaan dukanya, Ibu Tuhan datang mengunjungi saya, memberkati saya dengan kehadiran surganya, seperti yang telah dijanjikan dalam penampakan sebelumnya. Penampakan ini terjadi di rumah, di kamar tidur orang tua saya. Keluargaku dan beberapa teman hadir. Perempuan Suci memberi pesan berikut:
Damai sejahtera denganmu!
Anakku, selalu hendaklah kamu menggalakkan saudara-saudaramu untuk hidup panggilan surgaKu dan pesan-pesanKu. Keluargamu harus menjadi contoh dan teladan bagi yang lain; oleh karena itu mereka harus pertama-tama hidup pesan-pesanku dengan menerapkan mereka.
Kau harus selalu bersyukur kepada Bapa di surga, yang telah memilihmu untuk misi yang indah ini. Hingga sekarang kamu belum mengucap syukur kepadanya atas segala yang telah dilakukannya dalam hidup kalian. Allah mencintaimu, anak-anaku, dan ingin menerima balasan cinta-Nya dari kalian. Aku selalu bersama kalian, di samping kalian, untuk membantu kalian dalam kesulitan-kesulitankalian.
Anakku, doakanlah bagi PausKu. Dia sedang hidup jam-jam untuk martirnya yang penuh darah. Berikanlah doa dan korbanmu baginya. Dia disiksa dengan cara yang mengerikan oleh saudara-saudaranya sendiri. Penindasan besar dan kematian kejam sedang direncanakan terhadap dia. Bagaimana ia menderita! Doakanlah bagi Paus itu. Tolongkan dia dengan doamu. Hal ini sudah sangat dekat terjadi. Jika kamu tidak berdoa untuk Paus, maka dia akan mati dalam cara yang penuh darah dan kekerasan. Sekarang Aku memberikannya berkah: atas nama Bapa, Putra, dan Roh Kudus. Amin!
Sebelum pergi, Bunda Ratu Damai memberi saya pelukan dan ciuman di dahi. Segera setelah itu dia melakukan hal yang sama dengan ibuku. Dia berseri-seri dan berwajah cantik, hanya menjadi sedih ketika berbicara dalam pesan yang mengacu pada Paus.