"Aku telah kembali, saudara Ku, untuk melanjutkan pengajaran tentang hati nurani palsu. Aku adalah Yesusmu yang lahir dalam daging. Jiwa yang memakai hati nurani palsu atau kompromi siap saja mengampuni dirinya dari segala sesuatu. Dia mengambil alasan apapun atas perbuatannya, baik itu benar maupun disuguhkan oleh Setan. Lebih buruk lagi, dia tidak mengenali penipuan dan pintu masuk Setan ke dalam jiwanya. Dia mendengarkan dengan suka 'logika' Setan dan mulai menerima dosa sebagai perilaku normal. Yang jahat selalu memakai dosa seperti sesuatu yang menarik, mudah, diterima, dan menguntungkan. Ia tidak datang kepada jiwa berupa keburukan yang ia miliki. Dia bermain dengan ego seseorang seolah-olah itu adalah piano yang sangat baik. Dia menggunakan cinta diri sebagai keyboardnya. Setan mungkin berkata kejiwa: 'Kamu layak mendapatkan ini atau itu. Lihat betapa keras kamu bekerja dan kompensasi sedikit yang kamu terima.' Atau dia bisa menggunakan pendekatan seperti ini: 'Kamu harus berpikir tentang dirimu sendiri. Tidak ada orang lain yang akan melakukannya.' 'Kamu sudah berdoa cukup.' 'Kamu sudah memiliki anak-anak yang cukup.' 'Kamu layak mendapatkan lebih baik.'"
"Ini adalah keegoisan yang tidak teratur yang memimpin jiwa jauh dari poros segala kebaikan - Cinta Suci. Aku ingin jiwa-jiwa waspada terhadap Setan - untuk tanda aktivitasnya di tengah-tengah mereka. Jika jiwa menunggu hingga melihat tanduk dan mencium asap, maka sudah terlambat."
"Silakan buatkan ini diketahui."