"Aku adalah--Ignatius (Ignatius Horstmann, mantan Uskup Cleveland). Segala puji bagi Yesus."
"Kali ini aku datang untuk memberikan petunjuk tentang Purgatorio. Hati pada saat penghakiman dihukum sesuai dengan kemiripannya dengan Hati Yesus, yang merupakan Cinta dan Kasih Karunia sempurna. Apapun yang ada di hati pada waktu itu yang menghalangi cinta dan kasih karunia harus dibersihkan, sehingga cinta dan kasih karunia dapat disempurnakan. Kemudian jiwa layak berbagi Surga dengan Juruselamat-Nya. Di sini sekali lagi, aku berbicara bukan tentang pelanggaran serius, tetapi lebih kepada sikap."
"Perasaan dendam adalah sikap utama yang menahan jiwa dalam kemajuan spiritualnya di kehidupan ini dan mempertahankannya di Purgatorio pada kehidupan selanjutnya. Hati Yesus adalah pengampunan; oleh karena itu, jiwa perlu berupaya untuk selalu mengampuni. Menyalahkan merupakan gejala ketidakmengampunian. Psikologi modern mendukung hal ini dengan menyarankan anak-anak untuk menyalahkan orang tua mereka atas semua kelemahan atau pasangan atas kegagalan mereka. Memerlukan langkah-langkah besar dalam Keadilan Suci, yang merupakan Kejadian itu sendiri, untuk mengatasi pola pikir ini di kehidupan ini. Tetapi hati manusia, agar dapat memakai Hati Cinta Ilahi, harus bervestasi dengan pengampunan. Hanya dengan cara ini jiwa dapat menghindari jam-jam bahkan tahun-tahun di Purgatorio."
"Aku akan kembali."