Selama hari-hari kami berada di Itapiranga, Ibu Allah terus melaksanakan rencana pengubahan-Nya melalui penampilan yang sering dan pesan surga:
Damai, damai anak-anakku sayang!
Anak-anak ku sayang, mengapa kamu masih tidak mendengarkan panggilan-panggilanku untuk berdoa? Berdoalah banyak. Doakanlah, doakanlah, doakanlah. Doakanlah untuk damai. Aku turun dari surga untuk mengundangmu hidup suatu kehidupan suci. Ubah diri dan buka hatimu kepada AnakKu Yesus.
Anak-anak ku sayang, hormatilah, cintailah AnakKu Yesus. Berikanlah hidupmu untuk-Nya. Berikanlah hatimu untuk-Nya. Jadilah milik-Nya sepenuhnya. Anak-anak ku sayang, Setan licin dan ingin menyerangmu. Hati-hati! Doakanlah doa rosario suci dan kamu akan mengalahkannya. Jangan biarkan Setan masuk ke dalam keluargamu. Awasi keluarga-mu. Berdoalah banyak. Berdoalah bersama sebagai satu keluarga. Biarlah orang tua mengajari anak-anak mereka untuk berdoa rosario suci. Anak-anak jadilah taat kepada orang tuamu.
Anak-anak ku sayang, Setan ingin menyerangmu. Doakanlah, doakanlah, doakanlah. Berdoalah banyak dan hati-hati terhadapnya. Lakukan penitensian dan korban untuk dosa-dosa orang lain. Tinggalkan kenikmatan dunia ini dan beralih ke hal-hal surga. Bebaskan diri dari dosa. Akui dosamu. Hidupilah suatu kehidupan suci dan murni menuju Tuhan...*damai, damai, damai. Berdoalah banyak untuk damai!
Anak-anak ku sayang, janganlah penasaran. Yang penting adalah berdoa, masuk ke dalam roh doa. Berdoalah banyak dan dengan baik. Aku memberkati ibu-ibu, aku memberkati bapak-bapak, dan aku memberkati anak-anak. Aku mencintaimu semua dan aku Bunda-mu. Aku Ratu Damai. Aku memberkati kamu semua: dalam nama Bapa, Putra dan Roh Kudus. Amin. Sampai jumpa!
(*) Bunda memiliki wajah sedih saat mengucapkan kata-kata itu. Betapa khawatir-Nya akan damai dunia yang terancam.