"Anak-anaku yang tercinta, hari ini Gereja merayakan Perayaan Suamiku, Santo Yosef.
Oh, betapa setia St. Joseph! Aku melihat Dia dengan KASIH, berdedikasi dalam pekerjaan dan Penjagaan Keluarga Kudus kami. Aku melihat Dia, dalam pekerjaannya yang sederhana, miskin dan penuh derita, mengajari Yesus pekerjaannya sebagai tukang kayu.
Contoh pertama Yosef adalah kepercayaan kepada TUHAN. Dia tidak berani menghina Aku sebelum Kehamilan Kudus Aku. Dia menarik diri dan menyerahkan dirinya untuk meditasi dan doa hingga Malaikat Tuhan datang dan menjelaskan kepadanya Rencana ILAHI.
Kemudian Dia menerima Aku sebagai Istri-Nya, memberikan Aku KASIH, mendidik dan melindungi Hidup Yesus. Dia menjadi dukungan yang berharga dalam kelahiran Yesus di Betlehem, dalam perjalanan ke Mesir dan dalam kehilangan-Nya di Bait Allah! Tidak ada keluhan dari Dia sepanjang jalan.
Ikuti contoh St. Joseph! Berhimpunlah untuk berdoa dan meditasi! Hanya dengan cara itu kamu dapat mengetahui Rencana yang TUHAN miliki bagi setiap orang!
Imitasikan Yosef, pekerja yang berdedikasi! Lakukan semua pekerjaanmu dengan kasih, walaupun kecil dan tidak penting, lakukanlah dengan kasih, karena pekerjaan yang dilakukan dengan kasih menggerakkan Hati TUHAN!
Hari ini, dalam Perayaan St. Joseph, Suamiku Yang Paling Murni, Aku memberkati kamu atas Nama Bapa, Putra, dan Roh Kudus.
Kejadian Kedua Hari Ini
"Anak ku, Aku datang lagi untuk mengatakan bahwa Aku ingin kamu berdoa! Berdoalah! Berdoalah!
Besok akan ada ucapan terima kasih. Aku akan datang kepada kamu. Mengapa? Karena Sabtu dikuduskan bagi Aku, karena ia mengingatkan Aku pada Sabtu Kesedihan-Ku. Berdoalah lebih banyak! Jangan menghabiskan hari dengan bersenang-senang terlalu banyak, tetapi berdoalah lebih banyak!
Berdoa! Berdoa! Berdoa!
Lihatlah, waktu akan datang dan batas untuk perubahan dunia telah habis! Waspadai bahwa waktu itu akan datang dan mengambil banyak orang pada saat kamu paling tidak mengharapkannya. Berdoalah! Lakukan penebusan dosa!
Aku meminta anak-anakKu melihat St. Joseph lagi. Aku sedih karena para orang tua keluarga: suami-istri, yang hampir tidak punya waktu untuk anak-anaknya, untuk istrinya. Mereka tidak mengajarkan anak-anaknya berdoa, ikut serta dalam Gereja, mereka tidak mengajarkan kebajikan, cinta kasih kepada TUHAN. Hanya contoh buruk, ketidakpedulian. (di sini Dia berhenti dan menangis)
Berdoalah! Berdoalah! Dengarlah RintihanKu, Air Mataku!
Aku memberkati kamu semua, dan aku harap dari sekarang konversi pribadi kalian. BerkahKu untuk semuanya".